E-business tidak dapat bekerja tanpa
strategi (bisnis). Stratergi E-Bisnis dibutuhkan untuk mendukung arah strategis
perusahaan secara keseluruhan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu
menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, social
budaya, dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam merancang suatu strategi dalam E-Business, kita
perlu memikirkan faktor-faktor seperti terdapat dalam tabel berikut.
Faktor Internal
Faktor
Eksternal
|
Kekuatan/Strengths
(S)
|
Kelemahan/Weaknesses
(W)
|
Peluang/Opportunities
(O)
|
Strategi SO yang memanfaatkan kekuatan
untuk meraih peluang
|
Strategi WO digunakan untuk mengambil
kesempatan guna menutup kelemahan
|
Ancaman/Threats
(T)
|
Strategi ST yang menggunakan kekuatan
untuk menghindari ancaman
|
Strategi WT digunakan untuk
memperkecil kelemahan dan menghindari ancaman
|
Sejumlah
faktor perlu diperhatikan ketika kita melakukan proses penyusunan strategi
perusahaan. Faktor-faktor itu adalah:
- Pertimbangan Regulasi dan Kebijakan Pemerintah
- Kondisi Persaingan dan Daya Tarik Industri Secara Keseluruhan
- Peluang Pasar dan Ancaman Eksternal Perusahaan
- Kekuatan Sumber Daya Perusahaan, Kompetensi, dan Kemampuan Kompetitif
- Ambisi Pribadi, Filsafat Perusahaan, dan Kepercayaan Etis Manajer
- Pengaruh Shared Values dan Company Culture dalam Strategi
- Membentuk visi strategis mengenai ke mana organisasi akan bergerak;
- Menetapkan tujuan – mengubah pandangan strategis menjadi hasil kinerja spesifik yang harus dicapai perusahaan;
- Merumuskan pilihan strategi untuk mencapai hasil yang diinginkan;
- Melaksanakan dan mengeksekusi strategi yang dipilih secara efisien dan efektif;
- Mengevaluasi efektivitas strategi dan dampaknya terhadap kinerja bisnis.
- Strategi analysis. Organisasi harus melakukan analisis terhadap posisinya dalam pasar yang dituju. Dalam analisis ini dapat digunakan alat-alat pengukur, yaitu macro-environment dan five forces analysis. Kedua alat itu dipergunakan untuk mengukur dari sisi eksternal organisasi. Sedangkan untuk mengukur internal organisasi dapat dilakukan dengan mencari key competencies perusahaan, berikut sumber daya yang dimiliki.
- Strategi formulation. Melakukan formulasi dari analisis yang telah dilakukan sebelumnya, meliputi mencari faktor kunci bagi organisasi yang akan memenangkan persaingan jika faktor kunci tersebut ditemukan, kemudian menciptakan suatu nilai di mana nilai tersebut signifikan dalam perkembangan perusahaan untuk merebut pangsa pasar. Dari analisis tersebut dibuatlah jenis interaksi yang tepat untuk dilakukan oleh perusahaan pada internal organisasi, interaksi dengan supplier, dan interaksi dengan pelanggan.
- Strategi implementation. Bentuk implementasi dari strategi yang telah diformulasikan sebelumnya. Dalam tahap ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti mendapatkan visi, misi, dan tujuan perusahaan. Lalu membuat suatu nilai bagi perusahaan untuk digunakan dalam persaingan, lalu memperhatikan aspek legalitas dan etika dari penerapan E-Business (maksudnya informasi pelanggan harus diperhatikan tingkat kepentingannya), kemudian aspek sistem pengamanan, lalu implementasi dari E-Business ke dalam organisasi.
Implementasi Strategi
Strategi merupakan hal yang penting
dalam bisnis. Namun, proses pengembangan strategi merupakan hal yang lebih
penting. Pengembangan strategi bergantung pada tipe strategi, metode implementasi,
ukuran atau skala perusahaan, dan pendekatan yang digunakan.
Hubungan antara Implementasi dengan Daya Saing
- Analisis Persaingan Industri
Pada fase ini, perusahaan mempersiapkan
langkah-langkah awal yang dibutuhkan, meninjau kembali visi dan misi
organisasi, menganalisis industri, posisi perusahaan dan posisi pesaing,
mempertimbangkan berbagai masalah awal/inisiasi, dan menguji internal dan lingkungan
perusahaan. Dalam hal ini aspek yang ditekankan terletak pada pengujian
kontribusi potensial internet dan teknologi yang ada terhadap bisnis. Hasil spesifik
pada fase ini yaitu analisis perusahaan dan proporsi nilai, kompetensi inti,
peramalan, dan analisis kompetitor atau pesaing.
- Perumusan Strategi
Formulasi strategi merupakan kegiatan
pengembangan strategi untuk mengeksploitasi peluang dan pengelolaan ancaman
dalam suatu lingkungan bisnis dari sudut kekuatan dan kelemahan perusahaan. Aktivitas
dan hasil spesifik pada fase ini yaitu:
- Evaluasi peluang E-Commerce secara khusus;
- Menganalisis biaya dan manfaat;
- Melakukan penilaian dan manajemen risiko;
- Strategi penetapan harga;
- Sebuah rencana bisnis yang akan digunakan pada fase implementasi strategi.
- Implementasi Strategi
Implementasi strategi merupakan
pengembangan terinci, perencanaan jangka pendek untuk melaksanakan proyek yang
disetujui pada formulasi strategi. Aktivitas dan hasil spesifik pada fase ini
adalah:
- Pembentukan tim web yang menginisiasi dan mengelola eksekusi rencana;
- Pelibatan mitra bisnis;
- Pembentukan aliansi bisnis dan korporasi virtual;
- Proses manajemen bisnis, perekayasaan proses bisnis;
- Pengenalan perubahan dalam organisasi;
- Perencanaan proyek;
- Alokasi sumber daya dan manajemen proyek;
- Mengembangkan program manajemen perubahan secara efektif.
Implementasi strategi memerlukan
investasi infrastruktur yang signifikan. Oleh karena itu, cara yang baik untuk
memulainya yaitu dengan melakukan implementasi pada proyek pilot sebelum
investasi yang signifikan dilakukan.
- Penilaian Ulang Strategi
Penilaian strategi merupakan kegiatan
evaluasi kemajuan matriks E-Commerce secara berkelanjutan menuju tujuan
strategis perusahaan, perolehan tindakan kolerasi, dan reformulasi strategi
apabila diperlukan. Pada penilaian strategi, pengukuran spesifik disebut dengan
matriks yang menilai proses strategi.
Pada perencanaan strategi, perusahaan
dapat menggunakan berbagai alat dan teknik perencanaan strategis. Beberapa di
antaranya meliputi:
- Analisis SWOT. Adalah suatu metodologi yang menyurvei peluang dan ancaman eksternal, serta hubungan keduanya dengan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan.
- Balance Score Card (BSC). Adalah suatu alat manajemen yang menilai progres organisasional menuju tujuan strategis melalui pengukuran kinerja pada sejumlah area yang berbeda.
- Competitor analysis grid. Adalah suatu alat yang digunakan untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan, baik pesaing saat ini maupun pesaing potensial.
- Scenario planning. Adalah metode perencanaan strategis yang digunakan beberapa organisasi untuk membuat perencanaan yang fleksibel.
Contoh Penerapan E-Business:
Penerapan E-Business pada Perusahaan
PT. Inixindo Persada Rekayasa Komputer
Sebagai salah satu perusahaan yang
bergerak di bidang teknologi informasi yang mengkhususkan pada bidang
pelatihan, PT. Inixindo cukup
banyak menerapkan aspek e-bisnis, salah satunya adalah
Customer Relationship Management dengan mengandalkan aplikasi SugarCRM.
Pengertian dasar dari CRM adalah
model manajemen relasi antara perusahaan dengan klien, namun fungsi dari CRM itu
tidak hanya untuk relasi antara perusahaan dengan klien saja, akan tetapi
terdapat aspek proses bisnis dan prospek pemasaran juga. Dengan memanfaatkan
teknologi CRM, perusahaan dapat menjaga relasi dengan klien dan dapat mengelola
bisnis untuk meningkatkan prospek masa depan.
Penerapan CRM yang memanfaatkan
perangkat lunak adalah salah satu tujuan PT. Inixindo dalam program Green ICT
yakni mendukung penghijauan dalam bidang teknologi informasi dengan mengurangi
penggunaan kertas. Sebelum diterapkannya CRM dengan perangkat lunak SugarCRM,
hampir seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan manajemen relasi pelanggan
dapat dikatakan “sangat tidak green” dengan terlalu banyak menghabiskan kertas
untuk dokumentasi. Sebagai perusahaan penyedia jasa pelatihan TI, PT. Inixindo
yang telah berdiri sejak tahun 1991 telah memiliki ribuan klien mulai dari
instansi negara, perusahaan swasta hingga perorangan. Oleh karena itu,
manajemen relasi dengan pelanggan adalah salah satu hal penting dalam proses
bisnis perusahaan.
Selain keuntungan dari Green ICT,
terdapat keuntungan lain yang dapat diambil dari CRM antara lain:
Peningkatan kualitas pelayanan kepada
klien
Efisiensi biaya
Penerapan DSS (Decision Support
System) oleh pihak manajemen
Meningkatkan profit perusahaan
Kualitas pelayanan kepada klien dapat
dilihat dari relasi yang telah terbangun sehingga perusahaan dapat memberikan
pelayanan yang lebih baik lagi kepada klien. Dari hal tersebut jelas sudah
mengarah kepada DSS sehingga pihak manajemen sebagai decision maker dapat
menentukan strategi yang lebih baik lagi. Contoh yang telah dilakukan PT.
Inixindo yaitu melihat materi pelatihan apa saja yang telah diikuti oleh
seorang pelanggan dan berikutnya Account Executive dapat memberikan pelatihan
yang baru kepada pelanggan tersebut.
Seperti halnya penerapan aplikasi
pada umumnya, penerapan CRM juga masih mempunyai kendala. Sosialisasi dari
penggunaan perangkat lunak pada proses bisnis sangatlah diperlukan karena
sebagian pengguna masih terbiasa dengan kebiasaan lama mereka, misalnya masih
mengandalkan tulisan tangan dan penggunaan kertas. Juga familiarisasi
penggunaan komputer dalam pekerjaan sehari-hari menjadi salah satu poin penting
dalam kesuksesan penggunaan perangkat lunak.
Dari faktor teknis juga ditemukan beberapa
kendala. Kehandalan perangkat keras menjadi poin yang harus diperhatikan oleh
pihak pengembang aplikasi. Mesin server yang lemah tentunya akan menghambat
kinerja pengguna, dalam hal ini adalah para Account Executive (Sales) yang
dapat mengakibatkan terhambatnya proses sosialisasi CRM tersebut.
Sinergi dari seluruh pihak terkait
sangat dibutuhkan. Kesalahan komunikasi dari pihak manajemen, pengguna dan
pengembang menentukan
kesuksesan dari penerapan CRM. Pihak
pengembang yang notabene lebih fasih dalam bahasa teknis harus menggunakan
bahasa non-teknis dalam
menjelaskan kepada pihak manajemen
dan pengguna supaya saling mengerti.
Sumber:
E-Business
& E-Commerce. Candra Ahmadi dan Dadang Hermawan. 2013. Yogyakarta: ANDI.
http://cumplunkk.blogspot.com/2013/06/penerapan-e-business-pada-perusahaan-pt.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar