Selasa, 16 Desember 2014

EVALUASI APLIKASI E-BUSINESS PADA WEBSITE PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG

Penerapan aplikasi web telah meluas ke berbagai bidang, mulai dari perbankan, asuransi, bisnis, manufaktur, pendidikan dan pemerintahan. Dalam dunia pemerintahan, aplikasi web digunakan dalam banyak hal diantaranya untuk publikasi informasi tentang daerah, potensi investasi, dan berbagai informasi lainnya yang dapat diakses oleh semua pihak. Keharusan pembangunan situs web di setiap Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Kota, merupakan tuntutan akan informasi yang cepat dan terupdate setiap waktu.
Web di setiap Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Kota dapat membantu terbentuknya pemerintahan yang bersifat Good Governance dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Manfaat yang didapat dari web di setiap Pemerintahan Daerah Kabupaten dan Kota adalah adanya semangat keterbukaan dan pemberdayaan masyarakat, ketersediaan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat sebagai bentuk keterbukaan (transparansi) sehingga hubungan antar berbagai pihak menjadi lebih baik. Sedangkan informasi berupa data potensi daerah, statistik dan peluang usaha disajikan untuk kalangan bisnis maupun investor, sebagai upaya daerah meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah).
Unsur terpenting dari sebuah tampilan yang efektif situs web di internet adalah isi (content) dan desain yang baik serta menarik. Sebuah situs web pemerintah daerah mempunyai persyaratan minimal untuk isi. Pengelola situs web pemerintah daerah harus mampu menentukan apa yang diharapkan oleh para pengguna mengenai apa yang seharusnya ada di situs web. Menurut panduan dari KOMINFO maka isi minimal pada setiap situs web pemerintah daerah adalah:

  • Selayang Pandang

Menjelaskan secara singkat tentang keberadaan Pemerintah Daerah bersangkutan (sejarah, motto daerah, lambang dan arti lambang, lokasi dalam bentuk peta, visi dan misi).

  • Pemerintahan Daerah

Menjelaskan struktur organisasi yang ada di Pemerintah Daerah bersangkutan (eksekutif, legislatif) beserta nama, alamat, telepon, e-mail dari pejabat daerah. Jika memungkinkan biodata dari Pimpinan Daerah ditampilkan agar masyarakat luas mengetahuinya.

  • Geografi

Menjelaskan antara lain tentang keadaan topografi, demografi, cuaca dan iklim, sosial dan ekonomi, budaya dari daerah bersangkutan. Semua data dalam bentuk numeris atau statistik harus mencantumkan nama instansi dari sumber datanya.

  • Peta Wilayah dan Sumberdaya

Menyajikan batas administrasi wilayah dalam bentuk peta wilayah (sebaiknya digunakan peta referensi yang dikeluarkan oleh Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional – Bakosurtanal, atau instansi pemerintah lainnya yang mempunyai tugas pokok dan fungsi pembuat peta), dan juga sumberdaya yang dimiliki oleh daerah bersangkutan dalam bentuk peta sumberdaya (digunakan peta referensi yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah yang mempunyai tugas pokok dan fungsi pembuat peta) yang dapat digunakan untuk keperluan para pengguna.

  • Peraturan/Kebijakan Daerah

Menjelaskan Peraturan Daerah (Perda) yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah bersangkutan. Melalui situs web pemerintah daerah inilah semua Perda yang telah dikeluarkan dapat disosialisasikan kepada masyarakat luas.

  • Buku Tamu

Tempat untuk menerima masukan dari pengguna situs web pemerintah daerah bersangkutan.

Hasil Analisis Saya pada Website Pemerintah Kabupaten Magelang

Tampilan kurang menarik, namun sangat berisi terlihat dari penuhnya halaman.

Manajemen konten cukup lengkap, hanya ada beberapa kekurangan:
  1. Memiliki menu “Selayang Pandang” yang di dalamnya berisi submenu Sejarah Kabupaten Magelang, Makna Lambang, Gambaran Umum, Geografis, Struktur Organisasi, Visi dan Misi, Program Pembangunan dan Peta.
  2. Memberikan gambaran mengenai struktur organisasi yang ada di Pemerintahan Kabupaten Magelang yang ada dalam menu “Selayang Pandang” submenu Struktur Organisasi. Namun, gambaran struktur ditampilkan dalam bentuk gambar yang tidak jelas, sehingga susah untuk dibaca.
  3. Tidak ada isinya dalam submenu Visi dan Misi.
  4. Memberikan informasi nama-nama pejabat eksekutif dan legislatif, namun tidak diberitahukan alamat, telepon, e-mail dari pejabat daerah tersebut. Tidak ada pula biodata dari Pimpinan Daerah bersangkutan.
  5. Ada penjelasan mengenai keadaan topografi, demografi, cuaca dan iklim pada submenu Geografis, namun tidak ada penjelasan mengenai kondisi sosial dan ekonomi,  dan budaya dari daerah bersangkutan.
  6. Semua data dalam bentuk numeris atau statistik mencantumkan nama instansi dari sumber datanya.
  7. Menyajikan batas administrasi wilayah dalam bentuk peta wilayah.
  8. Tidak menampilkan peta sumberdaya yang dimiliki oleh daerah bersangkutan.
  9. Ada Peraturan Daerah (Perda) yang ditampilkan dengan mengklik “JDIH Kab Magelang” pada submenu Produk Hukum.
  10. Memiliki Buku Tamu yang ada di dalam menu “Interaktif”.
Isi website sesuai dengan keadaan sebenarnya (tidak menyesatkan). Dan menampilkan pula berita-berita seputar Kabupaten Magelang yang sangat up to date.


Kelebihan

  1. Manajemen konten sudah cukup lengkap sesuai dengan standar isi minimal situs web Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota, yang seharusnya dan sebaiknya ada pada sebuah web resmi Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
  2. Isinya tidak menyesatkan dan sangat up to date.
  3. Ada berita-berita mengenai Kabupaten Magelang yang up to date.
  4. Pertanyaan dari para pengguna situs web direspon dengan cepat dan tepat.

Kekurangan

  1. Tampilan kurang menarik.
  2. Ada beberapa informasi penting yang belum ditampilkan, seperti kondisi sosial dan ekonomi, budaya, dan peta sumber daya.
  3. Menampilkan gambar yang kurang jelas, sehingga informasi yang akan disampaikan dari gambar tersebut pun tidak dapat dimengerti oleh pengguna website.

Rekomendasi

  1. Menata tampilan halaman website agar lebih menarik.
  2. Mengisi informasi-informasi yang belum ditampilkan.
  3. Menampilkan gambar yang besar dan jelas.
  4. Ukuran huruf diperbesar.

Sumber:
http://irpantips4u.blogspot.com/2012/10/tugas-analisis-web-e-goverment.html
http://www.magelangkab.go.id/

PEMBAYARAN ELEKTRONIK

Sistem pembayaran elektronik adalah sistem pembayaran alternatif yang memudahkan konsumen melakukan pembayaran melalui jaringan atau internet. Dalam sistem pembayaran elektronik, semua data pembayaran terdigitalisasi. Ada dua jenis sistem pembayaran elektronik:
  1. Electronic Cash/E-Cash (token-based system): seperti layaknya pembayaran tunai secara fisik yang merepresentasikan nilai pembayaran.
  2. Credit/Debit System (account-based system): berupa “pesan” untuk mentransfer pembayaran (tidak merepresentasikan secara langsung nilai pembayaran).

Pada setiap metode umumnya ada 4 pihak yang terlibat yaitu:
  1. Issuer. Bank atau lembaga selain bank yang mengeluarkan instrumen e-payment untuk digunakan sebagai alat pembelian.
  2. Customer/Buyer. Sekumpulan orang yang melakukan e-payment sebagai pertukaran untuk mendapatkan barang atau jasa.
  3. Merchant/seller. Sekumpulan orang yang menerima e-payment sebagai pertukaran untuk mendapatkan barang atau jasa.
  4. Regulator. Umumnya badan pemerintah yang mengatur regulasi proses pemerintah.

Karakteristik Sistem Pembayaran Elektronik

  1. Applicability: penerimaan dari user ketika menggunakan cara itu untuk membeli barang/jasa.
  2. Easy to use: sistem mudah digunakan oleh siapa saja.
  3. Security: sangat memperhatikan keamanan nilai uang. Penambahan, perubahan, dan pengurangan nilai uang harus dilindungi. Otorisasi terhadap nilai uang hanya bisa dilakukan oleh user saja.
  4. Reliability: Sistem Berjalan dengan baik dan handal.
  5. Trust: tingkat kepercayaan terhadap keamanan uang dan informasi personal.
  6. Scalability: sistem harus terukur dengan perubahan waktu.
  7. Convertibility: memungkinkan dilakukan konversi uang dari satu cara ke cara lainnya termasuk poin ke uang.
  8. Interoperability: sistem dapat dioperasikan oleh banyak penyedia layanan.
  9. Efficiency: biaya yang reasonable dalam menangani micro-payment.
  10. Anonymity: mengutamakan privasi untuk melindungi identitas user.
  11. Traceability: memungkinkan untuk menelusuri keuangan dalam sistem dengan anonymity untuk membangun kepercayaan.
  12. Authorization type: walaupun secara offline atau online transaksi dapat dilakukan dengan cara yang sama.

Pada sistem pembayaran elektronik terdapat sejumlah faktor, meliputi:
  1. Independensi, terkait dengan aplikasi dan instalasi software atau hardware untuk melakukan pembayaran.
  2. Interoperabilitas dan portabilitas, seluruh bentuk e-commerce dijalankan dengan menggunakan sistem spesialisasian yang terhubung dengan sistem dan aplikasi perusahaan lain.
  3. Keamanan, apabila risiko pembayar (pembeli) lebih tinggi daripada risiko penerima (penjual), maka pihak pembayar tidak akan mau menerima metode ini.
  4. Anonimitas, pembayaran secara elektronik (misalnya e-cash) menyediakan fitur untuk melakukan penelusuran identitas pembeli dan pola pembelia yang dilakukan.
  5. Divisibilitas, secara umum, penjual menerima kartu kredit hanya untuk pembelian dengan batas minimum dan maksimum. Pembayaran dengan kartu kredit tidak dapat dilakukan apabila biaya item tersebut terlalu kecil.
  6. Kemudahan dalam penggunaan.
  7. Fee transaksi, pada saat kartu kredit digunakan, pihak pedagang akan membayar fee transaksi hingga 3% dari harga pembelian item. Fee ini menjadi penghalang untuk mendukung pembelian yang lebih kecil dengan kartu kredit, yang menyisakan tempat untuk bentuk pembayaran alternatif.
  8. Regulasi, metode pembayaran baru (misalnya e-cash, e-payment, kartu kredit, dll) akan menghadapi sejumlah hambatan regulatori yang ketat.

Keuntungan Sistem Pembayaran Elektronik

Bagi konsumen

  1. Informasi akun konsumen cukup dilakukan pada saat pertama kali bertransaksi Informasi pembelian disimpan di dalam server basis data perusahaan.
  2. Untuk berbelanja kembali, cukup dengan login (usernama & password).
  3. Pelaksanaan transaksi cukup dengan “klik”.

Bagi perusahaan

  1. Menghemat biaya (administrasi).
  2. Meningkatkan tingkat kepuasan pelanggan.
  3. Konsumen cenderung untuk kembali berbelanja.

Kerugian Sistem Pembayaran Elektronik

Bagi konsumen

  1. Keamanan yang kurang selama bertransaksi secara online.
  2. Kasus pembobolan kartu kredit bisa saja terjadi.
  3. Penyadapan user ID dan password merupakan beberapa bentuk kecurangan pada sistem pembayaran secara elektronik.

Bagi perusahaan

  1. Pihak penjual kemungkinan akan menghadapi berbagai bentuk kecurangan transaksi.
  2. Penjual juga memerlukan sejumlah dana untuk memerangi berbagai bentuk kecurangan, misalnya dana untuk pengembangan tools internal, pemeriksaan staff, serta jasa dan alat pihak ketiga.

Hal Penting terkait Sistem Pembayaran Elektronik

  1. Gunakan virus protection software.
  2. Pastikan bahwa pengiriman informasi credit card dilakukan melalui server yang aman.
  3. Internet browser akan memberikan “tanda” untuk suatu server yang aman (berupa: lock or key icon). Biasanya, situs yang aman menggunakan URL dengan protokol “https” (malahan daripada “http”).
  4. Jika Anda menanyakan sistem pembayaran seperti apa yang aman dalam bertransaksi online, maka jawabannya adalah tidak satupun sistem yang benar-benar 100% aman dalam sebuah transaksi online. Mengutip pendapat penggiat teknologi informasi Budi Rahardjo dalam diskusi pada Forum of Incident Response and Security Teams di Bali image30 Maret 2012, bahwa tidak ada satupun di dunia ini sistem elektronik yang sempurna dan benar-benar aman. Termasuk dalam sistem pembayaran online tentunya. Dalam sistem pembayaran online baik menggunakan kartu kredit, internet banking, maupun digital cash masing-masing memiliki sisi kelemahan.

Jenis -Jenis Pembayaran Online & Cara Menerima Pembayaran

  • Paypal

PayPal adalah salah satu alat pembayaran (payment procesors) yang memakai media internet dan sudah sangat banyak digunakan serta dikenal luas, bisa dikatakan sangat trusted/terpercaya serta aman. Paypal dipakai untuk menerima, mentransfer dana, jual beli barang, shopping online, memberikan dan menerima sumbangan, dan jangkauannya pun lintas negara.

  • Alertpay

Fungsi alertpay sama dengan paypal, yaitu untuk bertransaksi secara online. Bedanya, AlertPay tidak membutuhkan kartu kredit untuk verifikasi. Verifikasi dilakukan dengan menggunakan kartu identitas dan dokumen yang pernah dikirim ke alamat anda, misalnya tagihan telepon, tagihan listrik atau yang lain. Untuk biaya pendaftaran, AlertPay tidak membebani anda dengan biaya pendaftaran alias anda bisa daftar gratis di AlertPay.

  • Liberty Reserve

Liberty Reserve merupakan salah satu e-currency yang 100% dibackup oleh U.S. dollars (untuk Account LR-USD), atau oleh Emas (untuk Account LR-gold), dll, yang digunakan sebagai alat pembayaran atau alat investasi anda. Liberty Reserve ini terintegrasi dengan suatu metode pembayaran dalam bentuk rekening/account yang beroperasi secara online, Sehingga orang dapat menggunakan Liberty Reserve sebagai pengganti media pembayaran online yang dalam bentuk tunai (uang). Liberty Reserve adalah LEGAL dan memudahkan transaksi di internet.

  • Western Union

Western Union adalah jasa pengiriman uang dari dan ke berbagai negara di dunia. Western Union menggunakan tekologi elektronik yang secara online dan real time menjangkau ke berbagai pelosok/penjuru dunia termasuk Indonesia. Jutaan orang setiap tahun menggunakan WU sebagai jasa kirim/transfer uang karena aman, mudah, cepat dan terpercaya yang telah melayani banyak negara di dunia.

  • Cek

Cek adalah suatu cara pembayaran yang menginstruksikan suatu lembaga keuangan (misalnya bank), untuk membayar sejumlah nilai tertentu dengan mata uang tertentu dari rekening tertentu-–milik pemberi instruksi-–pada lembaga tersebut. Baik pihak pembayar maupun penerima pembayaran dapat berupa individu maupun badan hukum.

  • Kartu Kredit


Kartu kredit adalah suatu jenis penyelesaian transaksi ritel (retail) dan sistem kredit, yang namanya berasal dari kartu plastik yang diterbitkan kepada pengguna sistem tersebut. Sebuah kartu kredit berbeda dengan kartu debit, di mana penerbit kartu kredit meminjamkan konsumen uang dan bukan mengambil uang dari rekening.

  • Bank Lokal

Bank-bank yang bediri di Indonesia masuk dalam kategori bank lokal.  BCA dan MANDIRI,   adalah beberapa bank lokal yang paling sering dipergunakan untuk transaksi online.

Beberapa Start Up di Indonesia yang Memiliki Fasilitas E-Payment

  • Kaskus

Kaskus adalah salah satu forum terbesar di Indonesia yang menyediakan fasilitas e-payment gateway bernama Kaspay. Kaspay resmi diluncurkan pada ulang tahun Kaskus yang ke-10. Hingga saat ini Kaspay banyak digunakan oleh anggota forum Kaskus untuk melakukan transaksi jual beli di forum yang dikenal dengan sebutan FJB (Forum Jual Beli).

  • Tokopedia

Tokopedia merupakan start up Indonesia yang memfasilitasi kegiatan belanja online secara aman dan praktis. Pihak penjual dapat memperoleh domain khusus untuk mulai berjualan di Tokopedia. Selanjutnya, para calon pelanggan yang sudah melakukan log in di Tokopedia akan leluasa memilih produk yang diinginkan dan langsung melakukan pembayaran. Selanjutnya, pembayaran tersebut akan masuk ke akun penjual bila pelanggan sudah memberi konfirmasi penerimaan barang. Sangat aman bukan.

  • BukaLapak.com

BukaLapak.com memiliki konsep yang hampir mirip dengan Tokopedia, bedanya anda yang berniat membeli produk tidak perlu melakukan log in untuk dapat menggunakan layanan yang disediakan BukaLapak.com. Pembayaran anda akan masuk ke akun penjual bila anda sudah memberi konfirmasi penerimaan barang.

  • Doku

Sebelum berganti nama menjadi Doku, layanan e-payment yang satu ini bernama NSIApay. Doku menjadi fasilitas gateway untuk pembayaran melalui kartu kredit.

  • Ipaymu

Ipaymu merupakan salah satu fasilitas e-payment yang menawarkan banyak fitur bermanfaat seperti layanan pembayaran dengan kartu kredit, pembayaran secara online, serta untuk menarik atau menyetorkan uang. Fitur yang disediakan oleh Ipaymu memberikan kemudahan bagi para pebisnis yang memiliki toko online.

Contoh Penerapan Sistem Pembayaran Elektronik

INILAHCOM. Bandung - Bank Mandiri, PT Jasa Marga, dan Trans Lingkar Kita Jaya (TLKJ) mengoperasikan pembayaran elektronik pada sejumlah ruas tol. Sistem itu akan dioperasikan di Cikampek, Purbaleunyi, Jagorawi, dan Cinere Jagorawi untuk pengguna Mandiri e-money. Sistem ini diharapkan memudahkan pengguna jalan tol dalam melakukan pembayaran.
SEVP Transaction Banking Bank Mandiri Rico Usthavia Frans menjelaskan penggunaan Mandiri e-money pada ruas tol sistem tertutup membuat pengguna jalan tol tidak perlu lagi mengambil Kartu Tanda Masuk elektronik (KTME), tetapi cukup menempelkan e-Toll Card atau varian mandiri e-money lainnya pada reader mesin GTO.
Kemudian, lanjutnya, pengguna memberikan kartu yang sama tersebut kepada petugas di gerbang keluar untuk pembayaran tol dengan nilai pembayaran tergantung dari jarak pemakaian tol. Untuk memudahkan pengguna jalan tol, e-Toll Card akan dijual di ruas-ruas tol tersebut.
E-Toll Card atau varian mandiri e-money lainnya berfungsi sebagai KTME, yakni alat pembayaran tol, pembawa informasi asal gerbang tol, dan golongan kendaraan," ujarnya kepada wartawan di Kantor Jasa Purbaleunyi Kota Bandung, Jumat (12/12).
Dia menjelaskan, penetrasi penggunaan e-money dalam transaksi pembayaran tol masih rendah, sekitar 12%. Hal ini salah satunya disebabkan keterbatasan jumlah reader mesin GTO. Jika jumlah GTO mencapai 70%-80% dari total gardu operasi maka tingkat penetrasi dapat menyentuh 40%-50%.
Selain keterbatasan jumlah reader mesin GTO, tantangan lainnya adalah top up atau isi ulang. Saat ini, isi ulang hanya dapat dilakukan di ATM mengingat kartu menggunakan sistem chip pada kartu untuk transfer dan penyimpanan data.
"Akan kami kembangkan top up melalui handphone dan secara online, mungkin tahun depan," katanya.
Direktur Operasi Jasa Marga Hasanudin mengatakan jumlah ruas tol yang telah terimplementasi pembayaran elektronik mencapai 18 ruas tol dengan jumlah gardu sebanyak 933 unit.
Untuk meningkatkan penetrasi pengguna e-Toll Card, pihaknya menargetkan jumlah GTO sebanyak 30% dari total gardu operasi pada akhir 2014 dan 50% pada tahun 2016.
Menurut dia, sistem pembayaran elektronik akan meningkatkan efisiensi waktu pembayaran. Pembayaran elektronik sistem tapping seperti ini membutuhkan waktu 2-3 detik sedangkan secara manual 4,5 detik.
Pihaknya berharap Mandiri dapat meningkatkan efisiensi waktu proses pembayaran hingga menyentuh 0,5-1 detik. Kerja sama Jasa Marga dengan Mandiri berlangsung hingga 2018, namun sejumlah perusahaan sudah mulai melirik, di antaranya Telkom yang berkomitmen waktu pembayaran hanya 1 detik.
Dia menjelaskan jumlah transaksi pembayaran tol mencapai 3,2 juta kendaraan/hari namun karena masih memakan waktu yang lama maka jumlah antrean mencapai 2,4 juta kendaraan/hari.
"Proses pembayaran yang semakin cepat akan meningkatkan pendapatan Jasa Marga, kalau macet justru kami rugi," pungkasnya.

Sumber:
https://www.maxmanroe.com/mengenal-apa-itu-e-payment-dan-bagaimana-konsep-pembayaran-elektronik.html
http://www.inilahkoran.com/read/detail/2162273/tol-purbaleuyi-gunakan-pembayaran-elektronik

Selasa, 09 Desember 2014

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN E-BUSINESS

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Pengembangan sistem informasi manajemen dilakukan melalui beberapa tahap, dimana masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari tahap sebelumnya. Tahap awal dari pengembangan sistem umumnya dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari sisi pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan penjabaran rencana stratejik dan kebutuhan organisasi jangka menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode 3 sampai 5 tahun. Masukan (input) utama yang dibutuhkan dalam tahap ini mencakup:
  • Kebutuhan stratejik organisasi
  • Aspek legal pendukung organisasi
  • Masukan kebutuhan dari pengguna

Tahap-tahap Pengembangan Sistem

Tahap Perencanaan

Tahap ini merupakan suatu rangkaian kegiatan sejak ide pertama yang melatarbelakangi pelaksanaan pengembangan sistem tersebut dilontarkan. Dalam tahap perencanaan pengembangan sistem harus mendapatkan perhatian yang sama besarnya dengan merencanakan
proyek-proyek besar lainnya, seperti perencanaan pengadaan perangkat jaringan teknologi informasi (TI), rencana membangun gedung kantor 15 tingkat.
Keuntungan-keuntungan yang diperoleh jika proyek pengembangan sistem informasi direncanakan secara matang, mencakup:
  • Ruang lingkup proyek dapat ditentukan secara jelas dan tegas. Unit organisasi, kegiatan ataun sistem yang mana yang akan dilibatkan dalam pengembangan ini? unit mana yang tidak dilibatkan? Informasi ini memberikan perkiraan awal besarnya sumber daya yang diperlukan.
  • Dapat mengidentifikasi wilayah/area permasalahan potensial. Perencanaan akan menunjukkan hal-hal yang mungkin bisa terjadi suatu kesalahan, sehingga hal-hal demikian dapat dicegah sejak awal.
  • Dapat mengatur urutan kegiatan. Banyak sekali tugas-tugas terpisah dan harus berjalan secara bersamaan/paralel yang diperlukan untuk pengembangan sistem. Tugas-tugas ini diatur dalam urutan logis berdasarkan prioritas informasi dan kebutuhan untuk efisiensi.
  • Tersedianya sarana pengendalian. Tingkat pengukuran kinerja harus dipertegas sejak awal.

Tahap Analisis

Ada dua aspek yang menjadi fokus tahap ini, yaitu aspek bisnis atau manajemen dan aspek teknologi. Analisis aspek bisnis mempelajari karakteristik organisasi yang bersangkutan. Tujuan dilakukannya langkah ini adalah untuk mengetahui posisi atau peranan teknologi informasi yang paling sesuai dan relevan di organisasi dan mempelajari fungsi-fungsi manajemen dan aspek-aspek bisnis terkait yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi.
Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Menetapkan rencana penelitian sistem
b. Mengorganisasikan tim proyek
c. Mendefinisikan kebutuhan informasi
d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
e. Menyiapkan usulan rancangan sistem
f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan sistem
Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalahmasalah penting yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.

Tahap Perancangan/Desain

Pada tahap ini, tim teknologi informasi bekerja sama dengan tim bisnis atau manajemen melakukan perancangan komponen-komponen sistem terkait. Tim teknologi informasi akan melakukan perancangan teknis dari teknologi informasi yang akan dibangun, seperti system basis data, jaringan komputer, teknik koversi data, metode migrasi sistem, dan sebagainya.
Sementara itu, secara paralel dan bersama-sama tim bisnis atau manajemen, dan tim teknologi informasi akan melakukan perancangan terhadap komponen-komponen organisasi yang terkait, seperti: yang akan berpengaruh atau memiliki dampak tertentu terhadap proses desain, konstruksi, dan implementasi. Selama tahap analisis, sistem analis terus bekerjasama dengan manajer, dan komite pengarah SIM terlibat dalam titik-titik yang penting mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Menetapkan rencana penelitian sistem
b. Mengorganisasikan tim proyek
c. Mendefinisikan kebutuhan informasi
d. Mendefinisikan kriteria kinerja sistem
e. Menyiapkan usulan rancangan sistem
f. Menyetujui atau menolak rancangan proyek pengembangan system
 Keluaran dari proses analisis di kedua aspek ini adalah masalah-masalah penting yang harus segera ditangani, analisis penyebab dan dampak permasalahan bagi organisasi, beberapa kemungkinan skenario pemecahan masalah dengan kemungkinan dan dampak risiko serta potensinya, dan pilihan alternatif solusi yang direkomendasikan.

Tahap Pembangunan Fisik/Konstruksi

Berdasarkan desain yang telah dibuat, konstruksi atau pengembangansistem yang sesungguhnya (secara fisik) dibangun. Tim teknis merupakan tulang punggung pelaksanaan tahap ini, mengingat semua hal yang bersifat konseptual harus diwujudkan dalam suatu konstruksi teknologi informasi dalam skala yang lebih detail.
Dari semua tahapan yang ada, tahap konstruksi inilah yang biasanya paling banyak melihatkan sumber daya terbesar, terutama dalam hal penggunaan SDM, biaya, dan waktu. Pengendalian terhadap manajemen proyek pada tahap konstruksi harus diperketat agar penggunaan sumber daya dapat efektif dan efisien. Bagaimanapun, hal ini akan berdampak terhadap keberhasilan proyek sistem informasi yang diselesaikan secara tepat waktu. Akhir dari tahap konstruksi biasanya berupa uji coba atas sistem informasi yang baru dikembangkan.

Tahap Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap yang paling kritis karena untuk pertarna kalinya sistem informasi akan dipergunakan di dalam organisasi. Ada berbagai pendekatan untuk implementasi sistem yang baru didesain. Pekerjaan utama dalam implementasi sistem biasanya mencakup hal-hal sebagai berikut:
a. Merencanakan waktu yang tepat untuk implementasi
b. Mengumumkan rencana implementasi
c. Mendapatkan sumberdaya perangkat keras dan lunak
d. Menyiapkan database
e. Menyiapkan fasilitas fisik
f. Memberikan pelatihan dan workshop
g. Menyiapkan saat yang tepat untuk cutover (peralihan sistem)
h. Penggunaan sistem baru
Pemberian pelatihan (training) harus diberikan kepada semua pihak yang terlibat sebelum tahap implementasi dimulai. Selain untuk mengurangi risiko kegagalan, pemberian pelatihan juga berguna untuk menanamkan rasa memiliki terhadap sistem baru yang akan diterapkan. Dengan cara ini, seluruh jajaran pengguna akan dengan mudah menerima sistem tersebut dan memeliharanya dengan baik di masa-masa mendatang.

Tahap Pasca Implementasi

Pengembangan sistem informasi biasanya diakhiri setelah tahap implementasi dilakukan. Namun, ada satu tahapan lagi yang harus dijaga dan diperhatikan oleh manajemen, yaitu tahap pasca implementasi. Kegiatan yang dilakukan di tahap pasca implementasi adalah bagaimana pemeliharaan sistem akan dikelola.
Seperti halnya sumber daya yang lain, sistem informasi akan mengalami perkembangan di kemudian hari. Hal-hal seperti modifikasi sistem, berpedoman ke sistem lain, perubahan hak akses sistem, penanganan terhadap fasilitas pada sistem yang rusak, merupakan contoh dari kasus-kasus yang biasanya timbul dalam pemeliharaan sistem. Disinilah diperlukan dokumentasi yang memadai dan pemindahan pengetahuan dari pihak penyusun sistem ke pengguna untuk menjamin terkelolanya dengan baik proses-proses pemeliharaan sistem.
Dari perspektif manajemen, tahap pasca-implementasi adalah berupa suatu aktivitas di mana harus ada personil atau divisi yang dapat melakukan perubahan atau modifikasi terhadap sistem informasi sejalan dengan perubahan kebutuhan bisnis yang dinamis.

Sumber:
http://abdee-joy.blogspot.com/2010/12/pengembangan-sistem-informasi.html

TREN DAN TANTANGAN E-BUSINESS

Perubahan akan selalu terjadi. Meskipun tidak ada cara mudah untuk menghadapi perubahan, konsekuensi dari berpura-pura tidak ada dan tidak terjadi perubahan akan menghasilkan bencana.
Untuk membuat strategi yang efektif, perusahaan harus dapat mengenali trend (kecenderungan) yang terjadi dengan cepat. Dalam mengenali trend dibutuhkan kemampuan seorang manajer untuk mempelajari, memahami dan mengambil keuntungan dari perubahan temporer yang sedang terjadi.
Pengenalan trend secara akurat dapat membantu analisa bisnis dan mempersatukan kebiasaan konsumen, mengurangi ketidakpastian, dan melihat kesempatan baru. Sebagai contoh, Sam Walton, founder dari Wal-Mart, melihat meningkatnya trend self-service pada tahun 1960-an dan memanfaatkan hal tersebut sebelum yang lainnya. Pelanggan menginginkan pelayanan sendiri agar dapat membeli barang dengan harga rendah. Sebagai hasilnya, Wal-Mart mendapat kontribusi market share yang signifikan. Di saat yang sama, kurangnya tenaga kerja pada industri membuat toko-toko retail (kelontong) sulit mendapat dan mempertahankan pegawai yang baik. Pelayanan yang kurang memuaskan dan minimnya pengetahuan produk dari pegawai retail mempercepat trend self-service pada konsumen.
Ravi Kalakota & Marcia Robinson mendeskripsikan bahwa ada 20 trend besar yang mengendalikan organisasi untuk menjadi perusahaan dengan e-business.

Kategori Trend: Pelanggan

  1. Pelayanan yang cepat (faster service)
  2. Swalayan (self-service)
  3. Beragam pilihan (more products choices)
  4. Solusi terintegrasi (integrated solutions)

Perubahan selera konsumen dari yang sebelumnya “memilih yang terbaik” menjadi terintegrasi. Konsumen tidak lagi butuh retail lain atau toko lain yang memberikan yang terbaik, konsumen menginginkan layanan bisnis yang terintegrasi model one-stop-shopping.

Kategori Trend: e-Service

  1. Penjualan & layanan (integrated sales & service)
  2. Dukungan yang tanpa celah (seamless support)
  3. Jasa pengantaran yang nyaman dan persyaratan yang fleksibel (flexible fullfilment & convinient service delivery)
  4. Meningkatkan keterbukaan proses bisnis (increased process visibility)

Kategori Trend: Organisasi

  1. Pemberdayaan dari luar atau Alih Daya (outsourcing)
  2. Kontrak produksi (contract manufacturing)
  3. Distribusi virtual (virtual distribution)

Kategori Trend: Tenaga Kerja

  1. Memperkerjakan yang terbaik (hiring the best and brightest)
  2. Mempertahankan karyawan berbakat (keeping talented employees)

Kategori Trend: Teknologi Perusahaan

  1. Aplikasi perusahaan yang terintegrasi (integrated entreprise applications)
  2. Integrasi saluran (multichannel integration)
  3. Aplikasi penghubung (middleware)

Kategori Trend: Teknologi Umum

  1. Aplikasi web nirkabel (wireless web applications)
  2. Aplikasi informasi dan komputer tangan (handheld computing &information appliances)
  3. Konvergensi infrakstruktur (infrastructure convergence)
  4. Penyedia jasa aplikasi (application service provider)

Sekalipun ada banyak sekali daya pikat e-business, masih ada sejumlah tantangan atau keterbatasan yang harus diatasi. Sebuah survei yang dilakukan oleh majalah InternetWeek pada tahun 1998 mengungkap sejumlah faktor non-teknis yang menghambat perkembangan e-business. Faktor-faktor tersebut antara lain: biaya dan justifikasinya (34,8% dari responden); keamanan dan privasi (17,2%); kurangnya trust dan adanya resistensi pemakai (4,4%); dan faktor-faktor lainnya seperti belum bakunya standar dan regulasi pemerintah, dinamika e-business sebagai bidang kajian baru, jasa pendukung yang masih terbatas, masih terbatasnya jumlah penjual dan pembeli, potensi gangguan terhadap relasi antar pribadi, dan akses Internet yang masih terbatas dan relatif mahal bagi banyak pelanggan potensial.
Bisnis dotcom sempat ‘terguncang’ saat harga saham perusahaan-perusahaan dotcom di bursa Nasdaq (bursa paralel AS) anjlok drastis pada bulan Maret-April 2000. Gejolak pun terjadi di mana-mana, termasuk di Indonesia. Mulai banyak perusahaan dotcom yang bertumbangan dan melakukan restrukturisasi. Di antara yang gulung tikar terdapat nama-nama seperti www.Boo.com, www.Toysmart.com, www.Redrocket.com, www.ToyTime.com, www.BabyTime.com, www.Craftshop.com, dan www.indonesiakini.com. Sejumlah perusahaan dotcom lainnya terpaksa harus merasionalisasi karyawannya, di antaranya www.amazon.com, www.altavista.digital.com, www.salon.com, www.eMusic.com, www.furniture.com, www.Kozmo.com, www.Renren.com, www.China.com, dan www.Tom.com.
Dalam lingkup yang lebih luas, perkembangan e-business­ dalam konteks ekonomi baru (new-economy) atau Webonomics di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan besar, di antaranya:
  • Peningkatan ketersediaan dan kecepatan akses internet secara luas. Sejauh ini tingkat penetrasi Internet di Indonesia masih rendah, yakni sekitar 3% dari jumlah penduduk. Selain itu, lambatnya akses Internet di Indonesia membuat WWW sering ‘diplesetkan’ menjadi World Wait Web.
  • Pembenahan infrastruktur (seperti perangkat lunak dan perangkat keras) dan regulasi (menyangkut tarif telepon, jasa ISP, dan UU e-Commerce). Termasuk di dalamnya masalah communication protocols, telecommunication bandwith, kompatibilitas perangkat lunak e-business, pengaturan penerimaan pajak pemerintah dan perlindungan hak-hak konsumen dalam transaksi on-line.
  • Isu privasi dan keamanan dalam transaksi via Internet, terutama masalah kartu kredit ‘ilegal’. Hal ini mempengaruhi rendahnya tingkat kepercayaan (trust) masyarakat, yang pada gilirannya menyebabkan masih rendahnya volume transaksi online. Kendati sistem keamanan transaksi di Internet telah mengalami perbaikan signifikan, tidaklah mudah mengubah persepsi konsumen dan meyakinkan mereka bahwa keamanan dan privasi transaksi mereka sangat terjamin. Belum lagi ditambah kenyataan bahwa pelanggan cenderung tidak mempercayai penjual yang tidak mereka ketahui dan tidak bertatap muka langsung dengan mereka. Juga ada kecenderungan bahwa konsumen tidak mempercayai transaksi tanpa kertas dan electronic money. Sudah menjadi ‘budaya’ di Indonesia bahwa setiap transaksi harus disertai bukti tertulis berupa nota atau kwitansi dengan tanda tangan dan stempel.
  • Dalam banyak kategori produk, masyarakat Indonesia lebih menyukai model bisnis konvensional. Contohnya, masih banyak orang yang lebih suka membolak-balik majalah atau buku tertentu sebelum memutuskan untuk membeli. Lagipula, tidak semua jenis produk bisa diperdagangkan secara on-line, khususnya produk-produk yang membutuhkan kehadiran pelanggan secara fisik. Contohnya, jasa potong rambut, dokter gigi, operasi bedah, dan lain-lain.
  • Biaya dan justifikasinya, misalnya menyangkut keputusan mengembangkan e-business sendiri versus outsourcing, kriteria memilih pemasok perangkat lunak dan infrastruktur, sulitnya mengkuantifikasi manfaat intangible dari sistem e-business (misalnya layanan pelanggan yang lebih baik dan nilai periklanan), dan lain-lain.
  • Kecepatan dan kemudahan jasa-jasak penunjang, seperti logistik dan distribusi fisik, yang sangat diperlukan dalam mendukung efektivitas dan efisiensi layanan e-business. Jasa pendukung lainnya yang juga tak kalah pentingnya adalah ketersediaan copyright clearance centers untuk transaksi e-business, evaluator berkuaitas, dan pakar perpajakan e-business yang qualified.

Sumber:
http://sijenius.wordpress.com/2008/11/19/mengidentifikasi-trend-dalam-e-business/
Mengenal E-Business. Anastasia Diana. 2001. Yogakarta: ANDI

Selasa, 02 Desember 2014

STRATEGI DAN IMPLEMENTASI E-BUSINESS

E-business tidak dapat bekerja tanpa strategi (bisnis). Stratergi E-Bisnis dibutuhkan untuk mendukung arah strategis perusahaan secara keseluruhan. Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, social budaya, dan hankam) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam merancang suatu strategi dalam E-Business, kita perlu memikirkan faktor-faktor seperti terdapat dalam tabel berikut.
                    Faktor Internal


Faktor Eksternal             
Kekuatan/Strengths
(S)
Kelemahan/Weaknesses
(W)
Peluang/Opportunities
(O)
Strategi SO yang memanfaatkan kekuatan untuk meraih peluang
Strategi WO digunakan untuk mengambil kesempatan guna menutup kelemahan
Ancaman/Threats
(T)
Strategi ST yang menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman
Strategi WT digunakan untuk memperkecil kelemahan dan menghindari ancaman
Sejumlah faktor perlu diperhatikan ketika kita melakukan proses penyusunan strategi perusahaan. Faktor-faktor itu adalah:
  1. Pertimbangan Regulasi dan Kebijakan Pemerintah
  2. Kondisi Persaingan dan Daya Tarik Industri Secara Keseluruhan
  3. Peluang Pasar dan Ancaman Eksternal Perusahaan
  4. Kekuatan Sumber Daya Perusahaan, Kompetensi, dan Kemampuan Kompetitif
  5. Ambisi Pribadi, Filsafat Perusahaan, dan Kepercayaan Etis Manajer
  6. Pengaruh Shared Values dan Company Culture dalam Strategi
Untuk mencapai strategi yang sukses maka dibutuhkan proses perumusan strategi dan pelaksanaannya yang berisi lima tahapan kunci yang saling berhubungan, yaitu:
  1. Membentuk visi strategis mengenai ke mana organisasi akan bergerak;
  2. Menetapkan tujuan – mengubah pandangan strategis menjadi hasil kinerja spesifik yang harus dicapai perusahaan;
  3. Merumuskan pilihan strategi untuk mencapai hasil yang diinginkan;
  4. Melaksanakan dan mengeksekusi strategi yang dipilih secara efisien dan efektif;
  5. Mengevaluasi efektivitas strategi dan dampaknya terhadap kinerja bisnis.
Suatu organisasi yang masih berposisi pada brick-mortar stage, sebelum berpindah dari bisnis konvensional ke E-Business memerlukan suatu analisis terlebih dahulu. Ada tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh sebuah organisasi dalam menentukan strategi yang tepat bagi perusahaannya untuk melakukan E-Business. Untuk itu akan digunakan E-Business strategy framework. Dalam framework ini terdapat tiga tahap yang penting bagi organisasi:
  1. Strategi analysis. Organisasi harus melakukan analisis terhadap posisinya dalam pasar yang dituju. Dalam analisis ini dapat digunakan alat-alat pengukur, yaitu macro-environment dan  five forces analysis. Kedua alat itu dipergunakan untuk mengukur dari sisi eksternal organisasi. Sedangkan untuk mengukur internal organisasi dapat dilakukan dengan mencari key competencies perusahaan, berikut sumber daya yang dimiliki.
  2. Strategi formulation. Melakukan formulasi dari analisis yang telah dilakukan sebelumnya, meliputi mencari faktor kunci bagi organisasi yang akan memenangkan persaingan jika faktor kunci tersebut ditemukan, kemudian menciptakan suatu nilai di mana nilai tersebut signifikan dalam perkembangan perusahaan untuk merebut pangsa pasar. Dari analisis tersebut dibuatlah jenis interaksi yang tepat untuk dilakukan oleh perusahaan pada internal organisasi, interaksi dengan supplier, dan interaksi dengan pelanggan.
  3. Strategi implementation. Bentuk implementasi dari strategi yang telah diformulasikan sebelumnya. Dalam tahap ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti mendapatkan visi, misi, dan tujuan perusahaan. Lalu membuat suatu nilai bagi perusahaan untuk digunakan dalam persaingan, lalu memperhatikan aspek  legalitas dan etika dari penerapan E-Business (maksudnya informasi pelanggan harus diperhatikan tingkat kepentingannya), kemudian aspek sistem pengamanan, lalu implementasi dari E-Business ke dalam organisasi.
Ketiga tahap di atas adalah langkah yang harus ditempuh oleh organisasi dalam menciptakan E-Business. Kesalahan dalam menentukan strategi E-Business akan berakibat tidak efektifnya E-Business yang diterapkan untuk menggantikan cara konvensionalnya.

Implementasi Strategi

Strategi merupakan hal yang penting dalam bisnis. Namun, proses pengembangan strategi merupakan hal yang lebih penting. Pengembangan strategi bergantung pada tipe strategi, metode implementasi, ukuran atau skala perusahaan, dan pendekatan yang digunakan.
Hubungan antara Implementasi dengan Daya Saing
  • Analisis Persaingan Industri

Pada fase ini, perusahaan mempersiapkan langkah-langkah awal yang dibutuhkan, meninjau kembali visi dan misi organisasi, menganalisis industri, posisi perusahaan dan posisi pesaing, mempertimbangkan berbagai masalah awal/inisiasi, dan menguji internal dan lingkungan perusahaan. Dalam hal ini aspek yang ditekankan terletak pada pengujian kontribusi potensial internet dan teknologi yang ada terhadap bisnis. Hasil spesifik pada fase ini yaitu analisis perusahaan dan proporsi nilai, kompetensi inti, peramalan, dan analisis kompetitor atau pesaing.
  • Perumusan Strategi

Formulasi strategi merupakan kegiatan pengembangan strategi untuk mengeksploitasi peluang dan pengelolaan ancaman dalam suatu lingkungan bisnis dari sudut kekuatan dan kelemahan perusahaan. Aktivitas dan hasil spesifik pada fase ini yaitu:
  1. Evaluasi peluang E-Commerce secara khusus;
  2. Menganalisis biaya dan manfaat;
  3. Melakukan penilaian dan manajemen risiko;
  4. Strategi penetapan harga;
  5. Sebuah rencana bisnis yang akan digunakan pada fase implementasi strategi.

  • Implementasi Strategi

Implementasi strategi merupakan pengembangan terinci, perencanaan jangka pendek untuk melaksanakan proyek yang disetujui pada formulasi strategi. Aktivitas dan hasil spesifik pada fase ini adalah:
  1. Pembentukan tim web yang menginisiasi dan mengelola eksekusi rencana;
  2. Pelibatan mitra bisnis;
  3. Pembentukan aliansi bisnis dan korporasi virtual;
  4. Proses manajemen bisnis, perekayasaan proses bisnis;
  5. Pengenalan perubahan dalam organisasi;
  6. Perencanaan proyek;
  7. Alokasi sumber daya dan manajemen proyek;
  8. Mengembangkan program manajemen perubahan secara efektif.

Implementasi strategi memerlukan investasi infrastruktur yang signifikan. Oleh karena itu, cara yang baik untuk memulainya yaitu dengan melakukan implementasi pada proyek pilot sebelum investasi yang signifikan dilakukan.
  • Penilaian Ulang Strategi

Penilaian strategi merupakan kegiatan evaluasi kemajuan matriks E-Commerce secara berkelanjutan menuju tujuan strategis perusahaan, perolehan tindakan kolerasi, dan reformulasi strategi apabila diperlukan. Pada penilaian strategi, pengukuran spesifik disebut dengan matriks yang menilai proses strategi.
Pada perencanaan strategi, perusahaan dapat menggunakan berbagai alat dan teknik perencanaan strategis. Beberapa di antaranya meliputi:
  1. Analisis SWOT. Adalah suatu metodologi yang menyurvei peluang dan ancaman eksternal, serta hubungan keduanya dengan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan.
  2. Balance Score Card (BSC). Adalah suatu alat manajemen yang menilai progres organisasional menuju tujuan strategis melalui pengukuran kinerja pada sejumlah area yang berbeda.
  3. Competitor analysis grid. Adalah suatu alat yang digunakan untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan, baik pesaing saat ini maupun pesaing potensial.
  4. Scenario planning. Adalah metode perencanaan strategis yang digunakan beberapa organisasi untuk membuat perencanaan yang fleksibel.


Contoh Penerapan E-Business:


Penerapan E-Business pada Perusahaan PT. Inixindo Persada Rekayasa Komputer
Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi yang mengkhususkan pada bidang pelatihan, PT. Inixindo cukup banyak menerapkan aspek e-bisnis, salah satunya adalah Customer Relationship Management dengan mengandalkan aplikasi SugarCRM.
Pengertian dasar dari CRM adalah model manajemen relasi antara perusahaan dengan klien, namun fungsi dari CRM itu tidak hanya untuk relasi antara perusahaan dengan klien saja, akan tetapi terdapat aspek proses bisnis dan prospek pemasaran juga. Dengan memanfaatkan teknologi CRM, perusahaan dapat menjaga relasi dengan klien dan dapat mengelola bisnis untuk meningkatkan prospek masa depan.
Penerapan CRM yang memanfaatkan perangkat lunak adalah salah satu tujuan PT. Inixindo dalam program Green ICT yakni mendukung penghijauan dalam bidang teknologi informasi dengan mengurangi penggunaan kertas. Sebelum diterapkannya CRM dengan perangkat lunak SugarCRM, hampir seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan manajemen relasi pelanggan dapat dikatakan “sangat tidak green” dengan terlalu banyak menghabiskan kertas untuk dokumentasi. Sebagai perusahaan penyedia jasa pelatihan TI, PT. Inixindo yang telah berdiri sejak tahun 1991 telah memiliki ribuan klien mulai dari instansi negara, perusahaan swasta hingga perorangan. Oleh karena itu, manajemen relasi dengan pelanggan adalah salah satu hal penting dalam proses bisnis perusahaan.
Selain keuntungan dari Green ICT, terdapat keuntungan lain yang dapat diambil dari CRM antara lain:
Peningkatan kualitas pelayanan kepada klien
Efisiensi biaya
Penerapan DSS (Decision Support System) oleh pihak manajemen
Meningkatkan profit perusahaan
Kualitas pelayanan kepada klien dapat dilihat dari relasi yang telah terbangun sehingga perusahaan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada klien. Dari hal tersebut jelas sudah mengarah kepada DSS sehingga pihak manajemen sebagai decision maker dapat menentukan strategi yang lebih baik lagi. Contoh yang telah dilakukan PT. Inixindo yaitu melihat materi pelatihan apa saja yang telah diikuti oleh seorang pelanggan dan berikutnya Account Executive dapat memberikan pelatihan yang baru kepada pelanggan tersebut.
Seperti halnya penerapan aplikasi pada umumnya, penerapan CRM juga masih mempunyai kendala. Sosialisasi dari penggunaan perangkat lunak pada proses bisnis sangatlah diperlukan karena sebagian pengguna masih terbiasa dengan kebiasaan lama mereka, misalnya masih mengandalkan tulisan tangan dan penggunaan kertas. Juga familiarisasi penggunaan komputer dalam pekerjaan sehari-hari menjadi salah satu poin penting dalam kesuksesan penggunaan perangkat lunak.
Dari faktor teknis juga ditemukan beberapa kendala. Kehandalan perangkat keras menjadi poin yang harus diperhatikan oleh pihak pengembang aplikasi. Mesin server yang lemah tentunya akan menghambat kinerja pengguna, dalam hal ini adalah para Account Executive (Sales) yang dapat mengakibatkan terhambatnya proses sosialisasi CRM tersebut.
Sinergi dari seluruh pihak terkait sangat dibutuhkan. Kesalahan komunikasi dari pihak manajemen, pengguna dan pengembang menentukan
kesuksesan dari penerapan CRM. Pihak pengembang yang notabene lebih fasih dalam bahasa teknis harus menggunakan bahasa non-teknis dalam

menjelaskan kepada pihak manajemen dan pengguna supaya saling mengerti.

Sumber:
E-Business & E-Commerce. Candra Ahmadi dan Dadang Hermawan. 2013. Yogyakarta: ANDI.
http://cumplunkk.blogspot.com/2013/06/penerapan-e-business-pada-perusahaan-pt.html

E-GOVERNMENT DAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Pemerintahan elektronik atau e-government adalah penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan.
Pemanfaatan atau pengembangan e-government merupakan upaya untuk mendukung kinerja pemerintah yang berbasis elektronika dalam rangka penyelenggaraan dan peningkatan kualitas layanan kepada masyarakat secara efektif dan efisien. Melalui pengembangan dan penerapan e-government dilakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan instansi pemerintah khususnya instansi yang melaksanakan fungsi pelayanan publik. Dengan barjalannya e-government ini maka diharapkan seluruh aktivitas organisasi pemerintahan dapat dilaksanakan secara elektronik sehingga mempermudah fungsi kebijakan dan pelayanan. Dalam pelaksanaannya konsep e-government ini merupakan tanggung jawab bersama, artinya bukan hanya pemerintah saja tetapi juga peran serta masyarakat (share goals).

Ada tiga model penyampaian e-government, antara lain:

  • Government to Citizen atau Government to Customer (G2C)


Adalah penyampaian layanan publik dan informasi satu arah oleh pemerintah ke masyarakat. Memungkinkan pertukaran informasi dan komunikasi antara masyarakat dan pemerintah, contohnya: Pajak online, mencari Pekerjaan, Layanan Jaminan Sosial, Dokumen pribadi (akte kelahiran dan perkawinan, aplikasi paspor, lisensi pengarah), Layanan imigrasi, Layanan kesehatan, Beasiswa, penanggulangan bencana.

  • Government to Business (G2B)


Adalah transaksi-transaksi elektronik di mana pemerintah menyediakan berbagai informasi yang dibutuhkan bagi kalangan bisnis untuk bertransaksi dengan pemerintah. Mengarah kepada pemasaran produk dan jasa ke pemerintah untuk membantu pemerintah menjadi lebih efisien, melalui peningkatan proses bisnis dan manajemen data elektronik. Aplikasi yang mamfasilitasi interaksi G2B maupun B2G adalah Sistem e-procurement. Contohnya: Pajak perseroan, Peluang Bisnis, Pendaftaran perusahaan, peraturan pemerintah (Hukum Bisnis), Pelelangan dan penjualan yang dilaksanakan oleh pemerintah, hak paten merk dagang, dll.

  • Government to Government (G2G)


Adalah memungkinkan komunikasi dan pertukaran informasi online antar departemen atau lembaga pemerintahan melalui basis data terintegrasi. Contohnya: Konsultasi secara online, blogging untuk kalangan legislatif, pendidikan secara online, pelayanan kepada masyarakat secara terpadu.

Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

  1. Pelayanan servis yang lebih baik kepada masyarakat. Informasi disediakan 24 jam, 7 hari dalam seminggu, tanpa harus menunggu dibukanya kantor. Informasi dapat dicari tanpa harus secara fisik datang ke kantor pemerintahan.
  2. Peningkatan hubungan antara pemerintah, pelaku bisnis, dan masyarakat umum. Adanya keterbukaan (transparansi), sehingga diharapkan hubungan antara berbagai pihak menjadi lebih baik.
  3. Pemberdayaan masyarakat melalui informasi yang mudah diperoleh. Dengan adanya informasi yang mencukupi, masyarakat akan belajar untuk dapat menentukan pilihannya. Sebagai contoh data-data tentang sekolah, seperti jumlah kelas, daya tampung murid, passing grade, dan sebagainya, dapat ditampilkan secara online dan digunakan oleh orang tua untuk memilih sekolah yang pas untuk anaknya.
  4. Pelaksanaan pemerintahan yang lebih efisien. Sebagai contoh, koordinasi pemerintahan dapat dilakukan melalui e-mail atau bahkan video conference.
  5. Teknologi Informasi dan Komunikasi yang dikembangkan dalam pemerintahan atau yang disebut e-government, membuat masyarakat semakin mudah dalam mengakses kebijakan pemerintah, sehingga program yang dicanangkan pemerintah dapat berjalan dengan lancar.
  6. e-government juga dapat mendukung pengelolaan pemerintahan yang lebih efisien, dan bisa meningkatkan komunikasi antara pemerintah dengan sektor usaha dan industri.
  7. Masyarakat dapat memberi masukan mengenai kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, sehingga dapat memperbaiki kinerja pemerintah.
  8. Informasi-informasi yang disajikan sangatlah lengkap dan up to date.
  9. Terdapatnya informasi transportasi, informasi valuta asing, serta info tentang tinggi muka air.
  10. Website ini mencakup banyak aspek, seperti hukum, agama, sosial dan budaya, bisnis dan kawasan bisnisnya, pendidikan dan sebagainya.
  11. Dengan kata lain,  negara-negara maju memandang bahwa implementasi e-government yang tepat akan secara signifikan memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat di suatu negara secara khusus, dan masyarakat dunia secara umum. Oleh karena itu, implementasinya di suatu negara selain tidak dapat ditunda-tunda, harus pula dilaksanakan secara serius, di bawah suatu kepemimpinan dan kerangka pengembangan yang holistik, yang pada akhirnya akan memberikan/mendatangkan keunggulan kompetitif secara nasional.

Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_elektronik